Minggu, 08 November 2020

PENDIDIKAN INKLUSI DIKLAT MAHIR 2020

    PENDIDIKAN INKLUSI 

 ANALISA SITUASI 

1. Tuna Netra/anak yang mengalami gangguan penglihatan

Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, Dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. 

Mengenali Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan 

1. Tidak mampu melihat 

2. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter 

3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata, 

4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, 

5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, 

6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering, 

7. Peradangan hebat pada kedua bola mata, 



PENDIDIKAN INKLUSI PERENCANAAN GANGGUAN PENGLIHATAN 

Untuk tujuan pemberian layanan pendidikan kepada siswa dengan gangguan penglihatan maka undang-undang yang legal tidak banyak digunakan. Kebutuhan pendidik adalah apa yang menjadi kebutuhan anak ini agar mereka dapat belajar lebih baik. Definisi disini sifatnya lebih fungsional. Oleh karena kebutaannya dan yang masih ada sisa penglihatan, mengakibatkan terhambatnya kelancaran belajar, anak seperti ini disebut dengan anak dengan gangguan penglihatan. Keterampilan yang diperlukan oleh anak adalah bidang komunikasi, belajar dan mobilitas. 

PENATAAN LINGKUNGAN 

Kelas yang ramah bagi siswa dengan gangguan penglihatan 

Kebutuhan pendidikan siswa dengan gangguan penglihatan antara lain :

 ➢Pengalaman kongkrit Kemampuan pengenalan lingkungan melalui penglihatan tidak ada atau terbatas, hal ini penting untuk diperhatikan dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk berhubungan dengan dunia melalui indera lainnya. Siswa diberi obyek untuk dapat disentuh dan obyek Sehingga siswa dapat belajar tentang kualitas bentuk , ukuran, tektur, dan orientasi tersebut dimanipulasi. 

 ➢ Pengalaman memahami kesatuan. Orang awas memahami kehiduapan sebagai kesatuan. Pada saat melihat sekitar kelas, misalnya, kita melihat obyek didalam kelas( buku, papan tulis, kursi) dan kita melihat suatu hubungan ( guru duduk dikursi didepan, dan dihadapannya siswa duduk berderet) Kita melihat adanya “kesatuan” didalam kelas.Agar dapat mencapai keseragaman pandangan, siswa dengan gangguan penglihatan sering membutuhkan eksplorsi dan pengalaman yang sistematis melalui sentuhan dengan indera lain. 

➢ Learning by doing, Jelas bahwa anak dengan gangguan penglihatan akan menemukan kesulitan atau tidak mampu untuk belajar dengan melihat. Aktifitas dan keterlibatan siswa sangat penting dalam proses pendidikan. Siswa harus distimulasi untuk dapat aktif terlibat dalam lingkungan. Walaupun siswa dengan gangguan penglihatan , di kelas reguler anak memiliki tujuan akademik yang sama, akan tetapi mereka membutuhkan tujuan pendidikan tambahan yang termasuk didalamnya keterampilan-keterampilan yang diperlukan oleh siswa ini adalah bidang komunikasi, belajar dan mobilitas 

Cara membantu siswa dengan gangguan penglihatan di kelas yang ramah 

 penggunaan sisa penglihatan 

 control illuminasi (pencahayaan) 

 penggunaan huruf cetak yang diperbesar 

 magnifikasi. (memperbesar) 

PENDIDIKAN INKLUSI STRATEGI PEMBELAJARAN 

 Kenalkan anak pada seluruh bagian kelas/sekolah 

 Gunakan media yang mengandalkan kemampuan auditori dan taktil 

Gunakan simbol cetak ukuran besar 

 Dorong anak untuk aktif merespon dan bertanya 

Pembelajaran: 

 Tujuan :  Mengajarkan kemampuan mendengar 

Mengembangkan belajar mandiri menggunakan alat-alat audio 

Mendorong penyesuaian sosial 

2. Tuna Rungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran 


Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal. 

Penggunaan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. 

Mengenali anak tunarungu 

a. Tidak mampu mendengar, 

b. Terlambat perkembangan bahasa 

c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi 

d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara 

e. Ucapan kata tidak jelas 

f. Kualitas suara aneh/monoton,

 g. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar 

h. Banyak perhatian terhadap getaran, 

i. Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga 


PERENCANAAN

 Definisi dan klasifikasi gangguan pendengaran dilihat dari derajat kehilangannya 

➢ kehilangan ringan sekali

 ➢ kehilangan ringan 

➢ kehilangan sedang 

➢ kehilangan berat 

➢ kehilangan berat sekali Klasifikasi dilihat dari lokasi anatomis 

➢ kehilangan pendengaran konduktif 

➢ kehilangan pendengaran sensorineural 

➢ kehilangan pendengaran campuran 

Kebutuhan siswa dengan gangguan pendengaran

 1) alat bantu mendengar.

 2) Alternatif media komunikasi 

➢ metode manual 

➢ metoda oral 

➢ komunikasi total 

Membantu siswa dengan gangguan pendengaran disekolah yang ramah 

  • Penataan Lingkungan Kelas

 Beberapa hal yang dianjurkan untuk guru yang dikelasnya ada siswa dengan gangguan pendengaran : 

1. Mencoba untuk memberikan tempat duduk yang khusus kepada anak yaitu paling depan. Menghindarkan anak dari suara hiruk pikuk, yang membuat anak sulit untuk memusatkan kepada apa yang didengar. 

2. Beri siswa berbagai kesempatan untuk bicara dikelas seperti yang dilakukan kepada siswa lainnya 

3. Mencoba mengulang kembali kalimat pertanyaan apabila kelihatan anak tidak memahami. 4. Ingat bahwa anak dengan gangguan pendengaran akan cepat lebih lelah dibanding anak yang tidak mengalami gangguan. Ini disebabkan karena anak dengan gangguan pendengaran bekerja lebih keras untuk mendengarkan dan memahami. 

5. Tekankan akan pentingnya memperjelas ucapan kepada semua anak di kelas.

6. Amati ekspresi wajah anak untuk meyakinkan bahwa terjadi kontak dengan anak sebelum bicara. 

Pedoman penting untuk guru pada saat mengajar dikelas ;

Guru jangan bergerak pada saat bicara di depan kelas , harus selalu dalam posisi menghadap ke siswa 

 Berdiri pada cahaya yang cukup menyinari wajah 

 Merasa yakin tidak silau ketika anak melihat wajah guru 

Tangan jangan menghalangi wajah ketika bicara 

 Hadapkan wajah ketika menjelaskan meteri jangan sambil menulis. 

Kumis menghalangi membaca ujaran. 

Gerak mulut jangan berlebihan, bicara secara natural. 

PENDIDIKAN INKLUSI Pembelajaran : 

 Tujuannya : 

Meningkatkan motivasi agar anak mampu beradaptasi dan terlibat aktivitas dalam kegiatan belajar 

Prinsipnya: 

 Posisikan anak pada area yang tenang 

Pastikan pendidik melakukan kontak mata pada saat berkomunikasi dengan anak

 Gunakan bahasa isyarat 

 Anak akan memperhatikan ekspresi wajah, hindari hal-hal yang menghalangi (mis, kumis tebal, gerakan tangan menutupi wajah) 

 3. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan

 Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus

Mengenali Anak Tunadaksa/anak yang mengalami kelainan angota tubuh/gerakan 

a. Anggauta gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, 

b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), 

c. Terdapat bagian anggauta gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,

d. Terdapat cacat pada alat gerak, 

e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, 

f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal


PEMBELAJARAN 

 Anak-anak dengan hambatan motorik sering mengalami kesulitan menggerakkan tangan, lengan, atau kaki mereka 

 Prinsip 

 Letakkan mainan dalam jangkauan anak 

 Membuat pembatas sekitar mainan dengan bantal. 

 Gunakan bahan-bahan lentur sebagai pelindung 

 Mainan juga dapat distabilkan dengan menambahkan tatakan cangkir, magnet, 

Mainan-mainan yang ringan dan tidak memerlukan banyak kekuatan akan lebih mempermudah bagi anak-anak untuk memainkannya. 

Untuk anak-anak yang tidak dapat mengendalikan gerakan lengan, dapat menggunakan mainan-mainan yang tidak mudah pecah, atau beri tambahan untuk mengamankan, mainan yang permukaan datar (tidak runcing), atau mainan dengan penjepit atau cara lain. 

Letakkan permainan di permukaanyang rata .


KELOMPOK :

  1. HERLIN SUSILO AGUS PUDJI HARNENI
  2. INDAH KARTIKA SARI,SE
  3. DIAN LESTARI S.Pd
  4. NUNIK TRI SURYANI
  5. YULIANTI KARYANINGRUM,S.Pd



Tidak ada komentar:

Posting Komentar